Gk7qp1DNYQGDurixnE7FWT3LyBvSK3asrvqSm057
Bookmark

Turunan Benzena Dan Manfaatnya ?

Turunan benzena dan manfaatnya ?

Jawaban 1:

Manfaat, Kegunaan Senyawa Benzena Sebagai Zat Aditif pada Makanan, KimiaManfaat, Kegunaan Senyawa Benzena Sebagai Zat Aditif pada Makanan,Kimia - Disadari atau tidak, sejumlah zat kimia telah banyak dikonsumsi baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan kimia yang dikonsumsi secara langsung, misalnya zat aditif pada makanan dan obat-obatan.
Bahan-bahan kimia yang dikonsumsi secara tidak langsung misalnya pupuk dan pestisida.
1. Manfaat Senyawa Benzena Sebagai Zat Aditif pada Makanan
Zat aditif makanan adalah zat kimia yang tidak biasa dimakan secara langsung, tetapi ditambahkan ke dalam makanan untuk memperoleh sifat-sifat tertentu. Contoh zat aditif adalah cita rasa, bentuk, aroma, warna, dan tahan lama (awet).
a. Pemanis
Pemanis makanan yang tradisional biasanya menggunakan gula tebu atau gula aren (kelapa). Pemanis buatan yang diizinkan oleh Departemen Kesehatan adalah sakarin, aspartam, dan sorbitol. Sakarin adalah senyawa turunan benzena berupa kristal putih, hampir tidak berbau. Rasa manis sakarin 800 kali dari rasa manis gula tebu. Sakarin ditambahkan ke dalam minuman atau biskuit dengan dosis yang dikonsumsi tidak melebihi 1 g per hari.
Aspartam merupakan serbuk berwarna putih, tidak berbau, dan bersifat higroskopis. Rasa manis aspartam sama dengan 200 kali dibandingkan gula tebu. Untuk setiap kg berat badan jumlah aspartam yang boleh dikonsumsi setiap harinya adalah 40 mg.
b. Pengawet
Penambahan zat pengawet pada makanan berguna untuk mencegah oksidasi dan menghambat pertumbuhan bakteri. Bahan pengawet buatan sebagai antioksidan adalah butilasihidroksianisol (BHA), butilasihidroksitoluena (BHT), paraben (p–hidroksibenzoat), dan propilgalat, sedangkan untuk menghambat pertumbuhaan bakteri atau jamur adalah natrium benzoat.
c. Pewarna Makanan
Pewarna buatan bertujuan menjadikan makanan seolah-olah memiliki banyak warna daripada yang sesungguhnya. Pewarna buatan umumnya berasal dari senyawa aromatik diazonium.



Jawaban 2:

Misalnya asam benzoat. untuk pengawet makanan


Pertanyaan Terkait

Tunjukkan bahwa H₂PO₄²⁻ dan HCO₃⁻
bersifat ambofer ?

Jawaban 1:

*amfoter






Tulislah nama senyawa-senyawa berikut ini: contoh : Cu₂O = Cupro Oksida
a. K₂O
b. Al₂S₃
c. SnO

Jawaban 1:

K2O = Kalium Oksida
Al2S3 = Aluminuim Sulfida
SnO = Timah (II) Oksida


Bagaimana cara membedakan aldehida dan keton di laboratorium???
mohon di jawab

Jawaban 1:

Mata pelajaran : Kimia
Kelas : XII SMA
Kategori : senyawa karbon
Kode kategori berdasarkan kurikulum KTSP : 12.7.8
Kata kunci : identifikasi, aldehida, keton

Jawaban :
Cara membedakan aldehida dan keton adalah dengan pereaksi Fehling dan Tollens. Suatu sampel karbon yang ditambahkan beberapa tetes larutan Fehling atau Tollens akan menghasilkan endapan merah bata atau cermin perak, maka gugus fungsi dalam sampel adalah aldehid. Jika tidak terbentu endapan merah bata dan cermin perak maka gugus fungsi dalam sampel adalah keton.

Pembahasan :
Aldehida dan keton merupakan senyawa karbon yang saling berisomer fungsi karena memiliki rumus umum yang sama yaitu CnH2nO. Aldehida (alkanal) dan keton (alkanon) sama-sama memiliki gugus karboksil (-C=O-), bedanya pada aldehida gugus fungsi diletakkan diujung rantai karbon R-CHO sedangkan pada keton gugus fungsi berada di tengah rantai karbon R-CO-R.

Aldehida dan keton sama-sama dapat dihasilkan dari reaksi oksidasi alkohol. Perbedaannya, aldehida dihasilkan dari oksidasi alkohol primer yaitu alkohol yang gugus -OH terikat pada atom C primer. Keton dihasilkan dari oksidasi alkohol sekunder yaitu alkohol yang terikat di C sekunder. Pada reaksi oksidasil alkohol biasanya ditambahkan oksidator kuat seperti KMnO4 atau K2Cr2O7. Persamaan reaksinya sebagai berikut.

R-CH2-OH + O --------> R-CHO + H2O
R-CH(OH)-R + O -------> R-CO-R + H2O

Contohnya 1-butanol dan 2-butanol dioksidasi dengan K2Cr2O7 dalam suasana asam. Senyawa 1-butanol akan menghasilkan butanal atau butiraldehid sedangkan 2-butanol akan menghasilkan 2-butanon atau etil metil keton. Berikut persamaan reaksinya :
CH3-CH2-CH2-CH2-OH + O --------> CH3-CH2-CH2-CHO + H2O
CH3-CH2-CH(OH)-CH3 + O --------> CH3-CH2-CO-CH3 + H2O

Suatu sampel senyawa karbon atau senyawa organik di laboratorium yang mengandung gugus aldehid atau keton dapat diidentifikasi dengan reagen Fehling atau Tollens. Larutan Fehling yang biasa digunakan mengandung tembaga (II) oksida CuO yang berwarna biru tua. Senyawa yang mengandung gugus aldehida akan bereaksi dengan pereaksi Fehling yang ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata Cu2O. Hal ini tidak terjadi pada sampel yang mengandung gugus keton. Reaksi yang terjadi adalah :
R—CHO + 2CuO --------> R—COOH + Cu2O

Larutan Tollens juga dapat digunakan untuk membedakan antara aldehida dengan keton. Larutan Tollens merupakan larutan perak (I) oksida Ag2O. Reaksi oksidasi aldehida dengan larutan Tollens akan menghasilkan asam karboksilat dan endapan perak yang ditandai dengan terbentuknya cermin tipis. Hal ini tidak terjadi pada keton. Persamaan reaksi yang terjadi adalah :
R—CHO + Ag2O –> R—COOH + 2Ag(SL)


Penjelasan unsur oksigen serta contoh soal dan pembahasan

Jawaban 1:

Unsur oksigen merupakan salah satu jenis unsur non logam yang memiliki konfigurasi elektronnya 8 sehingga memiliki elektron valensi 6 dan bermuatan 2- artinya membutuhkan 2 elektron lagi untuk stabil sehingga membentuk ikatan ion seperti Na2O


Kalsium Karbonat padat dan kalsium hidroksida padat bereaksi dengan larutan asam klorida menurut persamaan :   CaCO3(s) + 2HCl(aq) -------> CaCla(aq) +H2O(l) + CO2(g) Ca(OH)2(s) + 2HCl(aq) ------> CaCl2(aq) + 2H2O(l)   hitunglah volum larutan asam klorida 2 M yang diperlukan untuk melarutkan 25 gram campuran yang mengandung 40% kalsium karbonat dan 60% kalsium hidroksida (Ar H=1; C=12; O= 16)

Jawaban 1:

Volume larutan HCl 2 M yang diperlukan untuk melarutkan campuran tersebut adalah 300 mL. Volume tersebut dapat ditentukan jika mol HCl diketahui. Mol HCl dapat ditentukan menggunakan konsep mol dan stoikiometri. Pembahasan Pada saol di atas diketahui beberapa data yaitu: Reaksi 1 = CaCO₃ + 2 HCl → CaCl₂ + H₂O + CO₂ Reaksi 2 = Ca(OH)₂ + 2 HCl → CaCl₂ + 2H₂O M HCl = 2 M m CaCO₃ + Ca(OH)₂ = 25 gram % CaCO₃ = 40 % % Ca(OH)₂ = 60 % Ar Ca = 40, C = 12, O = 16, H = 1 Adapun yang ditanyakan pada soal adalah volume HCl yang diperlukan untuk melarutkan campuran dua senaywa tersebut. Penentuan volume HCl dapat dilakukan menggunakan tahapan-tahapan berikut: Step-1 (menentukan massa CaCO₃ dan Ca(OH)₂) Pada soal sudah diketahui bahwa massa total CaCO₃ + Ca(OH)₂ adalah 25 gram. Kalian dapat menentukan massa masing-masing senaywa dalam campuran menggunakan data % massa senaywa yang diketahui dikalikan dengan massa campuran yang diketahui juga. m CaCO₃ = % CaCO₃ x m campuran                     = 40 % x 25 gram                   = 10 gram m Ca(OH)₂ = % Ca(OH)₂ x m campuran                    = 60 % x 25 gram                    = 15 gram Step-2 (menentukan mol CaCO₃ dan Ca(OH)₂) Mol dapat ditentukan menggunakan data massa disbanding Mr. Massa masig-masing senyawa sudah didapatkan pada tahap sebelumnya. Adapun Mr masing-masing senyawa tersebut dapat ditentukan sebagai berikut: Mr CaCO₃ = Ar Ca + Ar C + 3 (Ar O)                     = 40 + 12 + 3 (16)                     = 40 + 12 + 48                     = 100 gram/mol Mr Ca(OH)₂ = Ar Ca + 2 (Ar O) + 2 (Ar H)                      = 40 + 2 (16) + 2 (1)                      = 40 + 32 + 2                      = 74 gram/mol Pelajari lebih lanjut tentang Mr di: brainly.co.id/tugas/20779161. Selanjutnya mol CaCO₃ dan Ca(OH)₂  dapat ditentukan sebagai berikut: n CaCO₃ = m CaCO₃/ Mr = 10/ 100 = 0,1 mol n Ca(OH)₂ = m Ca(OH)₂/ Mr = 15/ 74 = 0,2 mol Step-3 (menentukan mol HCl) Mol HCl dapat ditentukan menggunakan perbandingan koefisien dari eraksi yang diketahui dan senyawa yang diketahui Reaksi 1  CaCO₃ + 2 HCl → CaCl₂ + H₂O + CO₂ n HCl = (koef HCl/ koef CaCO₃) x n CaCO₃          = (2/1) x 0,1          = 2 x 0,1          = 0,2 mol Reaksi 2 Ca(OH)₂ + 2 HCl → CaCl₂ + 2H₂O n HCl = (koef HCl/ koef Ca(OH)₂) x n Ca(OH)₂          = (2/1) x 0,2          = 2 x 0,2          = 0,4 mol n HCl total = 0,2 mol + 0,4 mol = 0,6 mol Pelajari lebih lanjut tentang mol dan perbandingan koefisien di: brainly.co.id/tugas/18228152. Final step (menentukan volume HCl) Volume HCl dapat ditentukan menggunakan data mol yang didapat dan molaritas HCl yang diketahui. Berikut rumus yang dapat digunakan. V HCl = n/ M           = 0,6/ 2           = 0,3 L           = 300 mL Jadi dapat disimpulkan mol HCl yang diperlukan untuk melarutkan campuran tersebut adalah 300 mL.Detil jawaban Kelas: X Mapel: Kimia Bab: Stoikiometri Kode: 10.7.9 #AyoBelajar


Suatu reaksi dikatakan dalam keadaaan setimbang jika...

Jawaban 1:

Mata pelajaran : Kimia
kelas : XI SMA
Kategori : kesetimbangan
Kode kategori berdasarkan kurikulum KTSP : 11.7.4
Kata kunci : keadaan setimbang
Jawaban :
Suatu reaksi disebut dalam keadaan setimbang apabila memenuhi 3 syarat antara lain :
1. Reaksi berlangsung secara reversibel (bolak balik) artinya laju pembentukan produk sama dengan laju penguraian reaktan.
2. Sistem dalam keadaan tertutup artinya tidak ada zat yang keluar dari sistem.
3. Bersifat dinamis artinya secara mikroskopis reaksi berlangsung terus menerus dalam dua arah dan secara makroskopis tidak menunjukkan terjadi perubahan pada sistem.

Penjelasan :
Ada 3 syarat utama yang harus dipenuhi agar suatu reaksi dapat dikatakan sebagai keadaan setimbang, yaitu : reaksinya berlangsung secara bolak balik, sistemnya bersifat tertutup dan bersifat dinamis.

1. Reaksi bolak-balik
Salah satu syarat reaksi dalam keadaan setimbang adalah apabila reaksi berlangsung secara reversibel (bolak balik). Pada reaksi bolak balik, laju reaksi pembentukan produk (V1) sama dengan laju penguraian reaktan (V2). Reaksi yang berlangsung ke arah kanan (produk) akan berjalan semakin lambat karena jumlah reaktan semakin berkurang. Pada saat yang sama, mulai terjadi reaksi yang berlangsung ke arah kiri (reaktan) karena jumlah produknya semakin bertambah.

Suatu reaksi dapat menjadi reaksi kesetimbangan bila reaksi baliknya dapat dengan mudah berlangsung secara bersamaan, seperti yang terjadi pada proses penguapan air dan pengembunan air di dalam botol. Proses penguapan dan pengembunan dapat berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Untuk pereaksi dan produk yang sifatnya homogen (fasa pereaksi dan hasil reaksinya sama), misalnya reaksi-reaksi gas atau larutan, reaksi akan lebih mudah berlangsung bolak-balik dibanding dengan reaksi yang heterogen. Umumnya reaksi heterogen dapat berlangsung bolak-balik pada suhu tinggi.

Contoh reaksi homogen yang berlangsung bolak-balik :
N2(g) + 3H2(g) <==> 2NH3(g)
H2(g) + I2(g) <==> 2 HI (g)

Contoh reaksi heterogen yang dapat berlangsung bolak-balik pada suhu tinggi:
CaCO3(s) <==> CaO(s) + CO2(g)

2. Sistem tertutup
Pada prinsipnya sistem tertutup yang dimaksud adalah tidak ada zat-zat yang keluar dari sistem. Jadi, semua reaktan dan produk berada di dalam sistem yang sama atau semua komponen yang terlibat dalam suatu reaksi tidak berubah. Misalnya pada reaksi pembentukan amonia dari gas nitrogen dan gas hidrogen. Ketiga komponen itu haru ada dalam 1 reaksi. Jika gas nitrogen atau gas hidrogen diambil dari sistem, maka tidak akan tercapai keadaan setimbang.

3. Bersifat Dinamis
Suatu reaksi dikatakan dalam keadaan setimbang apabila secara makroskopis, tidak ada perubahan terhadap reaktan maupun produk. Artinya, sekilas reaksi dianggap sudah selesai karena reaktannya berkurang dan produknya sudah terbentuk. Akan tetapi secara mikroskopis, reaksi berlangsung terus menerus baik ke arah produk maupun reaktan. Pengurangan konsentrasi reaktan akan sebanding dengan pembentuk produk dan sebaliknya. Sebagai contoh reaksi penguraian gas N2O4 menjadi gas NO2.

N2O4 (g) <==> 2 NO2 (g)
tak berwarna coklat

Bila sejumlah gas N2O4 dimasukkan ke dalam botol tertutup, gas yang semula tak berwarna secara perlahan-lahan akan berubah menjadi coklat, semula perubahan itu tidak tampak tetapi secara bertahap akan menjadi semakin coklat. Pada suatu saat warna tersebut akan tidak bertambah pekat, pada saat inilah terjadi kesetimbangan. Pada saat setimbang tersebut masih ada gas N2O4, hal ini dapat dibuktikan dengan mendinginkan tabung tersebut, pada saat didinginkan warna coklat semakin pekat, ini menunjukkan bahwa gas NO2 terbentuk lebih banyak. Jadi pada saat setimbang baik pereaksi maupun hasil reaksi masih tetap ada di dalam sistem.


Gimana cara bedain kovalen lemah sama kovalen kuat?

Jawaban 1:

Bedainnya kovalen kuat berbentuk positif
sedangkan kovalrn lemah negatif

semoga membantu :)

Jawaban 2:

Kovalensi yang sangat kuat terjadi di antara atom-atom yang memiliki elektronegativitas yang mirip. Oleh karena itu, ikatan kovalen tidak seperlunya adalah ikatan antara dua atom yang berunsur sama, melainkan hanya pada elektronegativitas mereka. Oleh karena ikatan kovalen adalah saling berbagi elektron.sedangkan kovelensi lemah terjadi di antara atom2 yang memiliki elektronegativitas yang tdak mirip.


Sebutkan macam-macam ion-ion positif

Jawaban 1:

Na+ = natrium
K+ = kalium
ag+ = perak
cu+ = tembaga(I)

Jawaban 2:

Liat ditabel periodik unsur, semua atom golongan IA IIA dan IIIA itu neemuatan postif. tinggal ditambah simbol plus nya. trus kalau gol IA, berarti plus 1 , gol IIA berarti plus 3, gol IIIA plus 3. contohnya Na+, Mg2+, dll. (Tanda plus dan koefisien plusnya diatas, dan fontnya lebih kecil. Tabel priodik unsur bisa diliat digoogle


campuran CH3COOH dengan NaCH3COO dapat digunakan untuk membuat larutan penyangga dengan pH sekitar? (Ka= 10⁻⁵)

Jawaban 1:

Diketahui:
CH₃COOH dicampur dengan NaCH₃COOH
Secara Logika saja, perbandingan antara mol Asam dan garamnya adalah sama, jadi saya anggap 1:1
Ph larutan yang dihasilkan :
[H⁺] = Ka x 
[H⁺] = 10⁻⁵ x 
[H⁺] = 10⁻⁵
Ph = -log [H⁺]
Ph = -log 10⁻⁵ = 5

Semoga Membantu!!


Mengapa perlu dikembangkan lagi konsep redoks sebagai reaksi peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi? Apakah kelemahan konsep redoks sebagai reaksi pelepasan dan penerimaan elektron? Jelaskan!

Jawaban 1:

Perlu dikembangkan lagi konsep redoks, karena pada konsep pelepasan dan penerimaan elektron mempunyai kelemahan yaitu tidak bisa digunakan untuk reaksi senyawa kovalen

Jawaban 2:

Konsep Redoks Berdasarkan Penerimaan dan Pelepasan Elektron hanya efektif pada Reaksi Sederhana saja, seperti
Na    +     Cl₂        ====>    NaCl
Atom S disini mengalami kenaikan Biloks dari +4 menjadi  +6 sehingga disebut pula Reaksi Oksidasi. dengan metode Penglepasan dan Penerimaan Elektron :
Na          =====>     Na⁺     +     e⁻
Cl₂  +    e⁻      ====>    Cl⁻
Na         +     Cl₂ ====>   NaCl

sedangkan bagi reaksi ini tidak efektif , seperti:
2Fe₂O₃    +    3C      =====>   4Fe        +       3CO₂
Lebih efektif bila didasarkan kepada Konsep Penglepasan dan penerimaan Oksigen dimana Fe₂O₃ merupakan oksidator karena mengalami reduksi akibat melepas oksigen.

Pada Intinya kefektifan pemakain dasar konsep ikut dipertimbangkan disini,