Apakah CO(NH2)2 (urea) termasuk larutan elektrolit kuat atau lemah?
Jawaban 1:
CO(NH₂)₂ atau dikenal sebagai senyawa urea termasuk larutan non elektrolit yakni larutan yang tak dapat menghantarkan arus listrik.
Dalam percobaan uji daya hantar listrik, pengamatan terhadap urea adalah:
⇒ lampu tidak menyala
⇒ tidak terdapat gelembung gas
Sehingga dapat disimpulkan bahwa CO(NH₂)₂ memiliki sifat sebagai berikut:
⇒ tidak menghantarkan arus listrik
⇒ tidak terionisasi
⇒ termasuk jenis non elektrolit
Pertanyaan Terkait
Hasil reaksi CuO + H3PO4 ----> ..........
Jawaban 1:
CuO+H3PO4 ---> CuHPO4 + H2O
Di dalam tabel periodik , arti dari Uut itu apa ?
Jawaban 1:
Ununtrium
Suatu unsur sintetik
Nomor atom 113
Jawaban 2:
Arti dari Uut : Ununtrium
Ununtrium adalah Unsur kimia sintetik dalam sistem periodik unsur yang memiliki lambang Uut dan nomor atom 113.
Apakah derajat ionisasi(α) mempengaruhi daya hantar listrik?jelaskan!
Jawaban 1:
iya, karena mempengaruhi besar dan kecil atau kuat dan lemahnya daya hantar arus listrik, dan juga kita dapat mengetahihi jika derajat ionisasinya sama dengan 1 maka lampunya akan menyala terang, tapi jika derajat ionisasinya 0, maka lampu tidak akan nyala.
Jawaban 2:
Iya, krn mempengaruhi besar dan kecil atau kuat dan lemahnya daya hantar arus listrik
Ciri larutan elektrolit
Jawaban 1:
1. Pada umumnya zat
terlarut berupa senyawa
ion dan senyawa kovalen
polar.
2. Dapat menghantarkan
arus listrik.
3. Dapat terurai menjadi
ion-ion.
4. Bila diuji dengan alat
elektrolit lampu akan
menyala dan atau timbul
gelembung pada suatu
larutan.
5. Derajat Ionisasinya
antara 0 < α ≤ 1 Ciri-ciri
Larutan Nonelektrolit : 1.
Pada umumnya zat yang
terlarut berupa senyawa
kovalen.
2. Tidak ddapat
menghantarkan arus
listrik.
3. Tidak dapat terurai
menjadi ion-ion.
4. Bila diuji dengan alat
elektrolit lampu tidak
akan menyala dan tidak
timbul gelembung pada
suatu larutan.
5. Derajat Ionisasinya
ialah 0 ( α = 1 [Tidak
terionisasi] )
Berdasarkan
kekuatandaya hantar
listriknya, larutan
elektrolit dibedakan
menjadi 2, yaitu :
1. Larutan elektrolit kuat :
Contoh senyawa : NaCl,
KCl, KBr, HNO3, HBr, H2SO4
2. Larutan elektrolit
lemah :
Contoh senyawa :
CH3COOH, HCOOH, HF,
H2CO3, NH4OH
Keterangan :
Merah : Logam (Untuk H
bisa juga Non logam)
Hijau : Non logam
Biru : Ionik (Campuran
Logam dan Non Logam
dalam 1 unsur)
Untuk mengetahui dari
alat uji elektrolit manakah
yang termasuk elektrolit
kuat dan elektrolit lemah,
bisa kita lihat. Jika suatu
larutan di uji cobakan
dengan alat uji elektrolit
lampu menyala terang
dan timbulnya gelembong
di eletroda berarti
menandakan bahwa
larutan itu termasuk
larutan elektrolit kuat.
Semenatara untuk larutan
elektrolit lemah
dditanddai jika jika di uji
cobakan maka lampu
akan menyala redup atau
tidak menyala sama sekali
namun masih timbul
gelembung di
elektrodanya.
Untuk menentukan
manakah elektrolit yang
kuat dan lemah menurut
penamaan senyawa bisa
dilihat dari senyawanya.
Jika senyawanya terdapat
unsur logam semua atau
ada yang non logam
bercampur berarti bisa
dikatakan bahwa unsur
itu merupakan larutan
elektrolit yang kuat.
Sementara jika terdapat
unsur yang semuanya
non-logam namun
terpisah dari jumlah unsur
yang ada berarti unsur itu
dikatakan sebagai larutan
lemah.
Dalam konsep elektrolit
ini timbul sebuah
pertanyaan yaitu,
mengapa larutan
elektrolit dapat
menghantar listrik
sedangkan larutan
elektrolit tidak ?
Pertanyaan ini merupakan
pekerjaan rumah para ahli
sekitar akhir abadd 19.
Pada tahun 1887,
Arrhenius berhasil
menjelaskan hantaran
listik dengan teori ionisasi.
Menurut Arrhenius, larutan
elektrolit dapat
menghantarkan listrik
karena mengandung ion-
ion yang bergerak bebas.
Contohnya :
NaCl → Na+(aq) + Cl-(aq)
HCl(g) → H+(aq) + Cl-(aq)
NaOH(s) → Na+(aq) + OH-
(aq)
CH 3COOH(l) ↔ CH3COO
+(aq) + H-(aq)
Jawaban 2:
Lampu menyala walaupun redup, ada gelembung2 udaranya
Berapa mL air murni harus ditambahkan pada 10mL larutan NaOH 0,1 M agar dihasilkan suatu larutan dengan pH: 11?
Jawaban 1:
PH=11 pOH=3
OH-=10^-3
M1.V1=M2.V2
10.0,1=10^-3.V2
V2=1000 ml =1 L
volume air yang harus ditambah=1000-10=990 ml
Jika larutan asam asetat Mempunyai pH 3 dan ka 10min5(10-5) (mr 60), maka jilah asam asetat dalam 1 liter larutan asam asetat sebesar...........gram
Jawaban 1:
Asam (pH kurang dari 7)
konversikan pH menjadi H+
pH = 3
H+ = 10^-3 ...................... ^ dibaca pangkat
rumus untuk asam lemah
H+ = akar (Ka x Ma).................... Ma = molaritas asam
10^-3 = akar (10^-5 x Ma)
10^-6 = 10^-5 x Ma
Ma = 10^-1 atau didesimalkan 0,1 M
V = 1 Liter = 1000 mL
Ma = gram / Mr x 1000/ V
0,1 = gram/ 60 x 1000/1000
gram = 6 gram :)
semoga membantu :) beri label terbaik ya :D
Tulislah reaksi yang terjadi antara a.etil alkohol dengan hcl pekat
b.isopropil alkohol dengan fosforus triklorida
Jawaban 1:
Mata pelajaran : Kimia
Kelas : XII SMA
Kategori : Senyawa karbon
Kode kategori berdasarkan kurikulum KTSP : 12.7.7
Kata kunci : reaksi substitusi alkohol
Jawaban :
Reaksi yang terjadi antara :
a. Etil alkohol dengan HCl pekat
CH3-CH2-OH + HCl -----> CH3-CH2-Cl + H2O
b. Isopropil alkohol dengan fosforus triklorida
3(CH3)2-CH-OH + PCl3 ----> 3(CH3)2-CH-Cl + H3PO3
Pembahasan :
Senyawa karbon merupakan senyawa turunan alkana terjadi apabila atom -H pada alkana diganti dengan gugus yang lain seperti -OH, -COOH atau -CO-. Senyawa turunan alkana dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan gugus fungsinya yaitu alkohol (-OH), eter (-O-), asam karboksilat (-COOH), aldehid (-CHO), ester (-COO-), keton (-CO-), dan alkil halida (-X).
Senyawa alkohol atau alkanol memiliki gugus fungsi -OH dengan rumus umum CnH2n+2O atau CnH2n+1OH. Untuk n = 1 maka rumus senyawanya menjadi CH4O atau CH3OH yang dinamakan metanol, n = 2 rumus senyawanya C2H5OH dinamakan etanol dan seterusnya.
Berdasarkan letak gugus -OH, alkohol dibagi menjadi 3 macam yaitu alkohol primer, sekunder dan tersier. Alkohol primer adalah alkohol dimana gugus -OH terletak pada C primer (C yang mengikat 1 atom C yang lain). Alkohol sekunder adalah alkohol yang letak gugus -OH pada C sekunder (C yang mengikat 2 atom C yang lain). Sedangkan alkohol tersier adalah alkohol yang memiliki gugus -OH pada C yang mengikat 3 atom C yang lain.
Senyawa alkohol dapat mengalami reaksi substitusi, eliminasi maupun oksidasi. Reaksi substitusi alkohol adalah reaksi penggantian gugus -OH dengan gugus lain. Reaksi substitusi terhadap alkohol antara lain :
1. Alkohol bereaksi dengan logam aktif (Na,K) akan menghasilkan garam alkoksida dan gas H2. Contohnya reaksi antara etil alkoh dengan logam Na menghasilkan garam natrium etoksida.
2CH3-CH2-OH + 2Na -----> 2CH3-CH2-ONa + H2
2. Alkohol bereaksi dengan asam akan menghasilkan alkil halida dan air. Contohnya reaksi antara etil alkohol dengan asam klorida pekat.
CH3-CH2-OH + HCl -----> CH3-CH2-Cl + H2O
3. Alkohol bereaksi dengan fosforus trihalida (PX3) akan menghasilkan alkil halida dan asam fosfit. Contohnya reaksi antara etanol dengan PCl3.
3CH3-CH2-OH + PCl3 -----> 3CH3-CH2-Cl + H3PO3
4. Alkohol bereaksi dengan fosforus pentahalida (PX5) akan menghasilkan alkil halida, asam halida dan POX3. Contohnya reaksi antara etanol dengan PCl5.
CH3-CH2-OH + PCl5 -----> CH3-CH2-Cl + HCl + POCl3(SL)
Reaksi apa yg terjadi ketika paku dimasukka kedalam larutan HCL???
Jawaban 1:
Mungkin berkarat. karena HCl itu merupakan larutan asam kuat.
Jawaban 2:
Mungkin akan membuat paku karatan karena ciri-ciri asam adalah korosif , bereaksi terhadap logam
Tolong bantu setarakan :) 1.Cu+HNo₃=Cu(No₃)₂+No+H₂O
2.I₂+NaOH+=NaI+NAIO₃+H₂O
3.Al₂O₃+H₂SO₄=Al₂(SO₄)₃+H₂O
Jawaban 1:
Saya harap kamu udah tau ya, bagaimana metode Penyetaraan yang benar
a) 3Cu + 8HNO₃ ===> 3Cu(NO₃)₂ + 2NO + 4H₂O
b) 3I₂ + 6NaOH ===> 5NaI + NaIO₃ + 3H₂O
c) Al₂O₃ + 3H₂SO₄ ====> Al₂(SO₄)₃ + 3H₂O
jelaskan kekurangan dan kelebihan konsep bilangan oksidasi dalam menjelaskan reaksi redoks daripada konsep elektron
Jawaban 1:
Contoh :
Oksidasi = Zn ----------> Zn2+ + 2e
Reduksi = Cu2+ + 2e -------> Cu
Konsep diatas hanya bisa digunakan untuk reaksi-reaksi yang sederhana tapi akan sulit diterapkan pada reaksi kimia yang kompleks. Oleh karena itu, konsep berikutnya didasarkan pada perubahan bilangan oksidasi. Konsep ini menyatakan bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi yang mengalami penambahan bilangan oksidasi (biloks-nya bertambah). Sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi yang mengalami pengurangan bilangan oksidasi (biloks-nya berkurang). Bilangan oksidasi (biloks) digunakan untuk memudahkan perhitungan perpindahan elektron, baik pada senyawa ionik ataupun senyawa kovalen. Selain itu, biloks berguna dalam penamaan senyawa anorganik